Direktur Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean menilai janggal atas penunjukan salah satu anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Daniel Purba sebagai Vice President (VP) Integrated Supply Chain Pertamina (PTM-ISC) menggantikan Tafkir Husni.
Sebab, saat ini sedang terjadi perebutan kekuasaan di bisnis migas, salah satunya melibatkan klan Soemarno. Dikatakannya, pengangkatan Daniel merupakan bukti sahih klan Soemarno ingin menguasai bisnis migas.
"Pengangkatan Daniel Purba sebagai Vice President ISC adalah bukti sahih bahwa Soemarno bersaudara ingin menguasai tata niaga migas," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (31/12).
Menurutnya, pengalihan itu membenarkan bahwa selama ini memang adanya perseteruan dan perebutan oleh dua kekuasaan mafia untuk menguasai perminyakan Indonesia.
"Yang terjadi di tubuh tata kelola niaga migas kita adalah perseteruan dan perebutan kekuasaan dua kekuatan raksasa mafia yaitu satu di blok yang 'menguasai' Petral dan satu blok yang ingin merebut Petral melalui rezim ISC, yaitu di bawah kekuasaan Soemarno brothers," jelas dia.
Dirinya menuding, sejak awal dibentuk Menteri ESDM Sudirman Said, tim reformasi tata kelola migas hanya digunakan sebagai alat 'pemuas' dalam mempermulus langkah Soemarno brothers menguasai Petral yang dikuasai MRC saat ini.
"Memanfaatkan tim RTKM untuk memuluskan niatnya menguasai tata niaga migas bangsa ini dengan menelurkan kebijakan yang menguntungkan kelompok Soemarno bersaudara. Sebab, ISC itu adalah ranah kuasa Arie Soemarno, dia yang bentuk dan mengangkat Sudirman Said dulu menjadi Kepala ISC yang sekarang jadi menteri ESDM," ungkapnya.
"Kami menduga langkah selanjutnya kelompok Soemarno ini adalah mengangkat anteknya jadi Vp ISC. Mungkin salah satu dari anggota tim RTKM. Inilah kenapa kami menuntut tim ini bubar karena sesungguhnya tidak bekerja untuk bangsa tapi bekerja untuk kelompok tertentu," tutup dia.
Sebab, saat ini sedang terjadi perebutan kekuasaan di bisnis migas, salah satunya melibatkan klan Soemarno. Dikatakannya, pengangkatan Daniel merupakan bukti sahih klan Soemarno ingin menguasai bisnis migas.
"Pengangkatan Daniel Purba sebagai Vice President ISC adalah bukti sahih bahwa Soemarno bersaudara ingin menguasai tata niaga migas," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (31/12).
Menurutnya, pengalihan itu membenarkan bahwa selama ini memang adanya perseteruan dan perebutan oleh dua kekuasaan mafia untuk menguasai perminyakan Indonesia.
"Yang terjadi di tubuh tata kelola niaga migas kita adalah perseteruan dan perebutan kekuasaan dua kekuatan raksasa mafia yaitu satu di blok yang 'menguasai' Petral dan satu blok yang ingin merebut Petral melalui rezim ISC, yaitu di bawah kekuasaan Soemarno brothers," jelas dia.
Dirinya menuding, sejak awal dibentuk Menteri ESDM Sudirman Said, tim reformasi tata kelola migas hanya digunakan sebagai alat 'pemuas' dalam mempermulus langkah Soemarno brothers menguasai Petral yang dikuasai MRC saat ini.
"Memanfaatkan tim RTKM untuk memuluskan niatnya menguasai tata niaga migas bangsa ini dengan menelurkan kebijakan yang menguntungkan kelompok Soemarno bersaudara. Sebab, ISC itu adalah ranah kuasa Arie Soemarno, dia yang bentuk dan mengangkat Sudirman Said dulu menjadi Kepala ISC yang sekarang jadi menteri ESDM," ungkapnya.
"Kami menduga langkah selanjutnya kelompok Soemarno ini adalah mengangkat anteknya jadi Vp ISC. Mungkin salah satu dari anggota tim RTKM. Inilah kenapa kami menuntut tim ini bubar karena sesungguhnya tidak bekerja untuk bangsa tapi bekerja untuk kelompok tertentu," tutup dia.
Sebagai informasi, Daniel Purba pernah menjabat sebagai VP Petral Singapura, ketika Ari Soemarno menjabat Managing Director Petral.
sumber: merdeka.com
@
0 comments:
Post a Comment - Kembali ke Konten